Jumat, 01 Maret 2013

"100 untuk sendiri, 20 untuk berdua"

Dalam perjalanan pulang ke tempatku KKN minggu kmaren, kondisi fisik saat itu sungguh sangat terasa lelah dan capek ditambah lagi dengan situasi jalur lintas kendaraan yg macet sangat mendukung untuk memejamkan mata sejenak dan terlelap dalam alam bawah sadar. Hal serupa dilakukan pula oleh penumpang lainnya yg ada di angkot D10 tersebut. Memang penumpang sungguh padat saat itu,Namun tak seorangpun yg berucap atau brkata-kata memecah keheningan dalam ruangan yg biasa di isi 4-6 (kiri 4, kanan 6) org itu. Selang beberapa menit kemudian, 2 penumpang di depanku sdikit berteriak dgn ucapan ''kiri depan ya bg..!'' sudah tentu kata trsebut ditujukan untk pak supir, namun hal itu menyadarkanku dari kematian sementara (tidur). 2 penumpang ini adalah ibu-ibu, melihat paras wajah mereka tak dapat terelakkan lg tiba2 terbayang olehku sosok ibuku tercinta yg jauh di Aceh Tenggara sana. Jadi kangen sama ibu..

...Tak henti2nya kuterus memperhatikan keduanya, sampai salah satu diantara mereka yg blum trlalu tua (maav jika bahasa penyebutan penulis dalam membedakan ibu yg satu dan dua kurang sopan) ngomong ''kita bayar masing2 ya? Dgn sigapnya mengeluarkan duit 100rb dari dalam dompet yg digenggamnya dan membayar ongkos kpd pk supir. Pk supir dgn sdikit kaget ''gk ada duit kecil buk. . ?''. Ibu trsebut ''gk da pak.!'' dgn tegas membalas pertanyaan pak supir dan tetap mempertahankan tak punya duit kecil. Dan ibu yg satunya turun dan menyerahkan duit ongkos yg diambil dari kantong baju gamis yg dipakainya kpada pk supir 20rb, ''ini pk untuk brdua..'' subhanallah, melihat hal ini betapa senangnya hati.
Kutetap memperhatikan ibu itu, senyumnya tak kunjung henti sampai angkot yg membawaku brlalu.

Dari peristiwa trsebut penulis mengambil nasehatnya yaitu sesuatu yg besar tak akan ada artinya jika kita pelit mengeluarkannya, lebih baik kecil tp besar manfaatnya...
Begitupula dgn harta yg kita miliki, untuk apa bermegah-megahan tp tak mau brsedekah, itu semua sungguh tak ada artinya. Lebih baik kita hidup sederhana tp banyak memberi, itu jauh2 lebih brmakna dalam kehidupan kita yg sementara ini.
Wassalam. . .